Suara Dagelan adalah suara rakyat, suara Rakyat adalah Suara Tuhan

Oleh : Ajuz
Kartun - Jumat, 17 November 2017 | 01:52 WIB

Oleh : Dendri
Kartun - Rabu, 25 April 2018 | 12:32 WIB
(ilustrasi diambil kartun.inilah.com)


Berbincang mengenai kata  Dagelan yang diadopsi dari istilah Jawa               (melucu)  tak lepas erat kaitannya dengan rakyat, tak terkecuali rakyat kelas menengah sampai rakyat kecil. Dagelan yang banyak diekspresikan dengan istilah modern sebagai plesestan yang  dialog itu dikonsumsi sehari hari  mulai tukang becak sampek sebutan Reynal kashali bilang  generasi X yang   sering guyon dengan  gambar gambar editan atau meme yang sifatnya  pinjam istilah Sutan Batu Ghana Ngeri ngeri Nyinyir. Gaya kocak dan dagelan pun tak lepas dari keseharian sering dipraktikkan oleh  Gus Dur selaku  Presiden keempat, Gus Dur dengan kisah empat presiden yang lebih menyatir dirinya sendiri dengan sebutan  “  Yang Milih saya jadi Presiden itu Gila “ . 
Bicara Meme menurut saya banyak ragamnya, mulai meme bak supir truk sampai dengan media sosial. Kalau anda dijalan dan sempat melototi tulisan pada back truk seperti  gambar presiden kedua dengan jargonya “ Isih Penak jamanku tow “  ( masih enak jamanya saya ? ) atau bahkan dilarang mengangkut istri orang, Terkena rayuan Pemandu lagu’. Dagelan yang cenderung  dengan plesetan merupakan reaksi dari eksperesi ketegangan hidup, berupa persoalan ekonomi, istri kedua dan bahkan Ngompol alias Ngomong politik.
          Hari hari ini berita disuguhkan dengan cerita penangkapan penyebar Meme kertua DPR kyai Novanto. Sang kyai tidak terima meme yang dianggap meledek membully dirinya saat terbaring sakit usai ditetapkan KPK dan mengalami penyakit  mirip jamu komplit, mulai jantung, hipertensi dan semacamnya untungnya sang Kyai tidak memiliki penyakit seperti rakyat kebanyakan yang meminjam istilah komedian almarhum Pepeng sebagai penyakit Radang Tekukan Dompet.  Hanya saja Pengapesan dari kesaktian sang Kyai ternyata sepele “ seonggok tiang listrik “
Meme atau plesetan dengan ciri  editan foto dalam kacamata folklor  yang diteliti (Supaya dikira  ilmiah )   masuk dalam kategori anekdot yang memiliki  menyangkut kisah bagian hidup fiktif pribadi dan beberapa orang tertetu yang benar –benar ada dan biasanya berdasarkan prasangka dan disebabkan perasaan sentimen.  Pada karakteristik menurut  Dananjaya  (1991: 91) pengggunaan anekdot   tidak ada alasan apapun seseorang, beberapa orang atau suatu kolektif untuk merasa tersinggung, apalagi marah, apabila menjadi sasaran suatu anekdot ataupun lelucon. Apalagi dalam  kajianya menangani bukunya  Folklor Indonesia Ilmu gossip dongeng dan lain lain Dananjaya membaginya menjadi tujuh  unsur anekdot dimana salah satunya adalah lelucon dan anekdot politik baik tokoh politik dan paham politik tertentu.
          Mas tony blank komedian karismatik asal Yogyakarta bertahun yang lampau pernah menyatir bahwa DPR adalah Dewan perwakilan Rakyat yang berart Dot Presentation Ratio  dan bertugas menerima  dan menampung aspiration,  dengan rincian  tugas menampung menyeleksi dan menyelamatkan. Syarat menjadi Anggota DPR sangat amat sangat  mudah menurutnya yaitu mempunyai ego welas asih.

          Lalu Dimana salahnya ? apakah hanya berupa mengusik privasi dan juga kesantunan lantas langkah hukum dikedepankan sebagai seorang wakil rakyat yang terhormat. Anggap saja otak mereka ngganggur dan sedikit edan. Setyo Novanto yang merupakan  ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan juga menjadi pemimpin besar salah satu Partai belambang Beringin tentu memiliki kearifan dan juga relasi kuas yang cukup besar. Secara respon pihak kepolisian termata cepat mengabulkan permintaan  aduan dari kuasa hukum Sang kyai. Karena tuntutan tersebut berisi sang penyebar tidak mematuhi kaidah privasi dan nilai-nilai etika ketimuran kepada Sang pemimpin partai berlambang Pohon beringin. Golkar mempunyai lambang  pohon beringin yang  berarti mempunyai feel syahfat mengayomi, menjadi peneduh. Letak  stretegis Pohon Beringin umumya dapat dijumpai di daerah perkotaan kuno di Jawa tepatnya alun–alun yang merupakan tempat berkumpul, delik aduan  berupa upacara  pepe ( berpanasan diri di terik matahari sebagai bentuk protes ) dan juga eksekusi di masa lampau. Pohon Beringin tak pelak juga menjadi payung dan sandaran bagi tukang becak, orang jualan obat kuat dan juga berbagai  rakyat dengan berbagai latar profesinya. Dengan fenomena penangkapan  pembuat meme ini malah semakin ironis dan jauh dari lambang salah satu partai yang berkuasa selama 32 tahun ini. Walaupun dulu bukan partai namanya.
Sementara Novel Baswedan dan aktipis anti korupsi harus menelan ludah  dan gigit jari, secepatna itukah sebuah potret  penegakan hukum. Seperti bahasan dalam warkop DKI “ tertawalah sebelum tertawa itu dilarang “  Lantas dimanakah posisi rakyat ketika rakyat tidak diijinkan untuk dagelan. Apalagi di Mojok.co sudah banyak bertebaran tulisan dan juga karikatur banyak tokoh dan membahas banyak tulisan tentang kesaktian dugdeng dan tasawufnya Kyai Setyo dalam berbagai lini. Jangan Jangan Mojok.Co dianggap berafiliasi dengan pihak kuminis dengan ikut menyebarkan opini sesat kepada rakyat tentang  ujaran kebencian dengan bentuk dagelan yang kebablasan. “( Sunguh wao)”. Dagelan plesetan, lelucon , anekedot atau istilah lain tidak akan lagi menjadi bentuk ekspresi yang bebas hingga rakyat tidak lagi punya tempat tertawa. Pujangga Klasik   Ronggo Warsito pernah berwasiat  Jamane jaman edan lek ra edan rak keduman’  (jamannya sudah gila kalau tidak gila bakal tidak kebagian), bukan lagi jargon yang diugemi oleh orang jawa sebab  sifat edan saja sudah tak boleh lagi oleh Pemerintah. Tidak perlu banyak Tanya Kerja, Kerja,  Kerja. Dan semua orang harus bersiap dana Untuk Rumah Sakit Jiwa  dialihkan untuk Infrastruktur saja.  Salam separatos Tony Blank. Wes mas do ra Mudeng aku saiki !

Komentar

Postingan Populer