Suara Ibu Suara Tuhan


Suara Ibu Suara Tuhan


(tirto.id)

Kegiatan Membasuh kaki orang tua secara bersama sama diselenggarakan Lembaga Khusus Pembinaan Anak  (LKPA) Tangerang dalam memecahkan Rekor MURI dikutib dari tirto.id selasa (17 /4/2018).Momentum ini masih menjadi pengingat yang bijak akan peran Ibu yang sekaligus perempuan. Sejumlah 80 anak mengikuti Kegiatan membasuh kaki Ibu  yang dihadiri  pula oleh menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, acara   ini berlangsung khidmat, apalagi  suasana haru  terjadi saat isak tangis antaraorang tua yang didominasi para perempuan, hubungan  Ibu dan anak  yang memeluk mereka  berlangsung dengan penuh kehangatan. Dalam foto sempat terlihat ibu yang  tengah  menitikan air  mata anaknya usai acara membasuh kaki.  Mereka yang  dicap bersalah dapat memberikan baktinya walaupun hanya sekedar ritual simbolis. Membasuh kaki merupakan kiasan  dalam memberikan penghormatan terutama sosok Ibu yang tentunya bagian dari keluarga inti  yang  mengandung dan membesarkan diri kita masing-masing. Ibu, Mak, Mama, Bunda  dan puluhan nama panggilan itu, adalah  suara akrab penuh cinta tentang sosok perempuan.  Foto dan juga ulasan ini tak pelak menarik perhatian saya untuk menulis ini sebagai wujud terima kasih kepada Perempuan Indonesia. Secara spontan ketika saya melihat dan membaca sepintas pemberitaan ini disertai ilustrasi dokumentasi  foto ini, tak pelak penjantan tanggung macam saya hanya  memejamkan mata alias tak kuat  menitikkan air mata.  Walau  mereka  adalah penghuni LPAK namun  saya merasakan setiap manusia mempunyai kebutuhan  untuk  mengakui kesalahan dan juga penyesalan. Ia  bernama Perempuan   memilih melakoni peran seorang ibu yang   kasih sayangnya  sepanjang masa, tak peduli bagaimanapun perilaku  dari  anak anak mereka. Saat  anak tersesat, para  Ibu masih  terpanggil menyempatkan waktu dan ruang dalam memberikan sentuhan kasih saat mereka dalam kesulitan. Mereka yang belia, dan dinyatakan bersalah di Pengadilan  oleh negara, sebagian  hak mereka  terpaksa dicabut sementara,  memberikan jarak  untuk menghirup udara hidup bebas di tengah masyarakat. Apalagi konsekuensi dari penyimpangan perilaku tak pelak menghantarkan mereka menghabiskan beberapa tahun  umur  dibalik teralis  besi. Jeruji hanya sarana dalam memberikan refleksi akan konsekuensi perbuatan mereka agar kelak bisa menyadari apa yang mereka perbuat dan berkomitmen pada dirinya masing masing untuk tidak mengulangi perbuatanya. Gedung dan tembok yang dibangun menjulang  oleh Negara  untuk mereka huni, bukan perkara mudah untuk diterima  kenyataan untuk tempat berteduh. Bagi mereka yang tengah ingin menempuh pendidikan, bergumul menemukan jati diri, keriangan bermain, menghabiskan masa waktu indah nan romantis menemukan cinta monyet, layaknya anak–anak sebaya. Sekumpulan pemuda belia yang tengah tersesat tak berarti tak punya jalan pulang. Tugas Negara wajib untuk mewujudkan dan memberikan peluang menjadi manusia yang utuh ,sekaligus warga Negara demokratis dan bertanggungjawab sebagai  bagian dari generasi  pewaris bangsa ini. Sebagai penutup Tanpa dukungan Ibu  saya pun secara pribadi  bukan apa–apa. Jargon dalam demokrasi terkenal dengan “ Vox Populi Vox Dei” Suara Rakyat adalah suara Tuhan maka dalam kehidupan sederhana yang tak terlalu jauh   dari diri kita “ Suara Ibu adalah suara Tuhan “. Selamat Hari Kartini. Keluarga adalah tonggak sebuah Negara.

Komentar

Postingan Populer