Blitar Dalam teks Nagarakretagama
Blitar Dalam teks Nagarakretagama
Cuplikan Nagarakretagam
XII
SADURAN NAGARAKRETAGAMA
Pupuh I /4
4.
Tahun Saka masa mamanah surya (1256) beliau lahir untuk jadi narpati
Selama dalam kandungan di Kahuripan telah tampak
tanda Keluhuran
Gempa bumi. Kepul asap hujan abu, guruh halilintar
menyambar – nyambar
Gunung Kampud gemuruh membunuh durjana, penjahat
musnah dari negara
Pupuh XVII/ 5
5. Atau
pergilah beliau bersembah bakti ke
hadapan Hyang Acalapati
Biasanya
terus menuju Blitar, Jimur mengunjungi gunung-gunung permai.
Di
Daha terutama ke Polaman, ke Kuwu dan Lingga hingga desa Bangin
Jika
sampai di Jenggala, singgah di Surabaya terus menuju Buwun
Pupuh LXI
1.Waktu lalu
: Baginda tak lama di istana
Tahun Saka dua gajah bulan (1282) Badra pada
Beliau
berangkat menuju Tirib dan sempur
Nampak
sangat banyak binatang di dalam hutan
2. Tahun
Saka tiga Badan dan bulan ( 1283) Waisaka
Baginda
raja berangkat menyekar ke Palah
Dan
mengunjungi Jimbe untuk menghibur hati
Di Lawang wentar, Blitar menetramkan hati.
3.Dari
Blitar ke Selatan jalanya mendaki
Pohonya
jarang, layu lesu kekurangan air
Sampai ke
lodaya bermalam beberapa hari
Tertarik
keindahan lautan, menyisir pantai
4.Meninggalkan
Lodaya menuju desa Simping
Ingin
memperbaiki candi makam leluhur
Menaranya
rusak, dilihat miring ke barat
Perlu ditegakkan
kembali agak ke timur
Pupuh LXVIII
1.Demikian
Sejarah Kamal menurut tutur yang dipercaya
Dan Sri Nata Pangjalu di Daha, waktu Bumi Jawa
dibelah
Karena cinta raja Erlangga kepada dua
puteranya
2.Ada
pendeta Budamajana putus dalam tantra dan yoga
Diam
di tengah kuburan lemah Citra, jadi pelindung rakyat
Waktu ke Bali berjalan kaki, tenang menapak air di
lautan
Hyang
Mpu Barada nama beliau, faham tentang tiga zaman
3.Girang
beliau menyambut permintaan Erlangga membelah negara
Tapal
batas negara ditandai air kendi, mancur dari langit
Dari barat ke timur sampai laut: sebelah utara,
selatan
Yang
tidak jauh, bagaikan dipisahkan oleh samudera besar
4.Turun
dari angkasa sang pendeta berhenti di pohon asam
Selesai Tugas kendi suci ditaruhkan di dusun
Palungan
Marah
terhambat pohon asam tinggi yang puncaknya mengait jubah
Mpu
Barada terbang lagi, mengutuk asam agar jadi kerdil
5.
Itulah tugu batas gaib, yang tidak akan mereka lalui
Itu
pula sebabnya dibangun candi, memandu Jawa
lagi
Semoga
Baginda serta rakyat tetap tegak, teguh, waspada
Berjaya
dalam memimpin negara, yang sudah bersatu padu
Hubungan
Sanggramawijaya dan Blitar
Pupuh XLVII / 3
3
Tahun Saka surya mengitari tiga bulan (1231)
Sang Prabu mangkat, di tanam di dalam pura
Antahpura,
begitu nama makam beliau
Dan
di makam Simping ditegakkan arca Siwa
Pupuh LXI /4
4.Meninggalkan
Lodaya menuju desa Simping
Ingin
memperbaiki candi makam leluhur
Menaranya
rusak, dilihat miring ke barat
Perlu
ditegakkan kembali agak ke timur
Pupuh LXXI /1
1 Tahun
Saka tiga angin utama (1253) beliau mulai memikul
tanggung jawab
Tahun rasa (1286) beliau
mangkat: Baginda gundah terharu,
Bahkan
putus asa
Sang Dibyacita Gajah Mada cinta
kepada sesama tanpa
pandang bulu
Insaf bahwa hidup ini
tidak baka, karenanya beramal tiap hari.
Pupuh LXXI /3
3.
Baginda berpegang teguh, Adimenteri Gajah Mada
Tak
akan diganti
Bila
karenanya timbul keberatan, beliau sendiri
Bertanggung
jawab
Memilih
enam menteri yang menyampaikan urusan negara
Ke
Istana
Mengetahui
segala perkara, sanggup tunduk kepada
pimpinan
Baginda
Pupuh LXXIV /1
1. Makam Rani : Kamal
Pandak, Sagala, Simping
Sri Ranggapura serta Candi Budi Kuncir
Bangunan baru Prajnyaparamitapuri
Di Bayalanggu yang baru saja dibangun
Mulyana Slamet.1979.Nagarakretagama dan tafsir sejarahnya.
Jakarta:Bhatara.
Komentar
Posting Komentar